“Saya telah berubah dari seorang pekerja lapangan, terlibat menjadi manajemen kebun paruh waktu, menjadi manajemen kebun penuh waktu.” Buah yang dihasilkan di kebunnya dikemas di Columbia Fruit dan dijual oleh CMI Orchards. Melalui pengalaman bertahun-tahun, ia telah menanam varietas utama; Gala, Fuji, Granny Smiths, Red Delicious dan Golden Delicious, tetapi selama beberapa tahun terakhir ia berkonsentrasi pada varietas baru: KIKU®, KANZI®, Smitten®, Honeycrisp dan Gala.
Tim berkomitmen "three-legged stool of sustainability" dengan kebun buah-buahan dan operasi bisnis di bawah asuhannya. “Tiga pilar yang terlibat adalah komunitas, orang-orang yang bekerja untuk kami, dan kemampuan kami untuk bertani dan menghasilkan keuntungan. Saya mencoba dan menjaganya dengan nilai yang berimbang, ”jelasnya. Ini termasuk mendukung organisasi masyarakat lokal, memberikan kesempatan bagi karyawan untuk maju dan belajar, dan mengintegrasikan strategi progresif yang akan menghasilkan produk berkualitas yang dinikmati konsumen.
Menjadi bagian dari komunitas lokal dan komunitas industri apel saling mendukung satu sama lain. Tim dan perusahaannya bekerja untuk membangun komunitas yang kuat melalui sponsor organisasi, mengembangkan hubungan dengan tetangga, terlibat dalam asosiasi industri, berbagi ide dan praktik pertanian dengan petani lain.
“Kami pada dasarnya kompetitif, tetapi saya menemukan banyak orang yang mau berbagi dan membuka kebun mereka agar saya dapat melihatnya.”
Tim menekankan bahwa orang-orang yang terlibat dalam operasinya adalah satu-satunya aspek yang paling penting. Karyawan yang baik dapat membantu keberhasilan bisnis dan kekurangan tenaga kerja yang memadai dapat menjadi tantangan terbesar. Tim menemukan nilai pribadi dalam memberi orang-orang yang bekerja untuknya kesempatan untuk tumbuh dan unggul. Dia memastikan untuk memberikan pengalaman belajar bagi manajernya, termasuk perjalanan baru-baru ini ke New York di mana mereka dapat melihat berbagai jenis kebun.
Untuk meningkatkan efisiensi, ia telah mengadaptasi struktur kebun baru. “Saya akan menganggap itu semua sebagai produksi yang sangat modern,” katanya. “Saya telah beralih ke teralis miring dan kami menanam antara 1,800 hingga 2,000 pohon per hektar.”
Dia memiliki 125 acre perkebunan organik saat ini dan ada 140 acre lainnya dalam transisi. Biaya proses transisi tinggi dan dokumennya rumit, tetapi konversinya sampai saat ini cukup lancar. “Saya bisa mengatakan bahwa kami sedikit diatas rata-rata dalam arti bahwa kami telah memiliki porsi produksi organik yang signifikan di seluruh perusahaan kami selama lebih dari 20 tahun.” Pengalaman pengelolaan hama terpadu, praktik hortikultura organik, dan mengetahui dokumen yang diperlukan mengurangi masalah yang dihadapi banyak pemilik kebun ketika mereka memutuskan untuk mengalihkan sebagian atau seluruh lahan mereka ke produksi organik.
Sudah menjadi fokusnya untuk memproduksi apel yang memberikan pengalaman makan yang luar biasa kepada konsumen, dan bagi Tim memenuhinya adalah bagian yang paling berharga sebagai petani apel.
Misi Tim Welsh adalah menjadikan perkebunan, usaha dan buah berkwalitas yang berkelanjutan ke masa yang akan datang dengan mendukung komunitas, berinvestasi dalam keberhasilan orang-orang dan menggunakan teknik penanaman apel terbaik.
